Teheran (ANTARA News) - Iran,
 Kamis ini, telah membuka tirainya untuk menyelenggarakan KTT Gerakan 
Non Blok yang diadakan di bawah ancaman sanksi PBB kepada negara itu 
berkaitan dengan program nuklirnya.
Sekjen PBB Ban Ki-moon 
yang berada di Teheran menjelang KTT Non Blok dengan meminta Pemimpin 
Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Mahmoud Ahmadinejad 
bahwa mereka memberikan langkah-langkah nyata berkaitan dengan krisis 
program nuklir itu.
Iran yang menegaskan 
program nuklirnya untuk tujuan damai memokuskan perhatiannya kepada KTT 
Gerakan Non Blok yang beranggotakan 120 negara di Teheran sebagai bukti 
bahwa isolasi Barat kepada negara itu tak mempan.
Sebanyak
 36 kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara anggota GNB 
memastikan hadir dalam KTT itu, sementara para pejabat diplomatik 
sejumlah negara telah memenuhi venue KTT yang diselenggarakan di utara 
Teheran itu.
Menurut AFP, KTT yang berlangsung 
dua hari ini memiliki dua agenda utama, yaitu mengurangi kekuasaan lima 
negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dan dukungan untuk negara 
Palestina.
Juga akan berisi penentangan atas 
sanksi Barat kepada Iran dan sejumlah negara GNB seperti Kuba, Korea 
Utara, Suriah dan Zimbabwe, serta menggarisbawahi hak semua negara untuk
 mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai.
Khamenei
 akan membuka KTT Kamis ini serta akan diwarnai oleh kunjungan 
bersejarah Presiden baru Mesir Mohamed Morsi ke Iran.  Ini adalah 
pertama kalinya pemimpin Mesir mengunjungi Iran semenjak Revolusi Islam 
Iran pada 1979.
Khamenei menyerang balik PBB 
dengan mengatakan lembaga ini telah dibajak Amerika Serikat dan lembaga 
watchdog PBB telah menyabotase kemajuan program nuklir Iran.
Teheran
 juga menuduh Amerika Serikat, Turki, Saudi Arabia dan Qatar berada di 
belakang pemberontakan bersenjata di Suriah, sebaliknya AS dan pihak 
perlawanan Suriah menuduh Irah menyuplai senjata dan tentara kepada 
pemerintah Mesir, demikian AFP.
Sember : http://www.analisadaily.com 



0 komentar:
Posting Komentar