Meninggalnya
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih akibat terserang kanker paru yang
sudah memasuki stadium 4 mengejutkan. Pasalnya, sang menteri yang murah senyum
itu terkenal tidak merokok dan menjalankan budaya hidup sehat.
Jumlah penderita kanker paru-paru tiap tahun selalu meningkat tajam. Sebagian besar penderitanya adalah perokok aktif. Risiko menderita kanker paru-paru pada perokok aktif 13.6 kali lebih besar dibandingkan nonperokok.
Namun kanker ini juga menyerang mereka yang perokok pasif lewat asap rokok yang dihembuskan oleh si perokok aktif saat membuang napas. Napas yang dihembuskan tersebut mengandung zat iritan, adiktif dan karsinogen yang menjadi penyebab kanker.
"Asap rokok memiliki terdapat ratusan bahan kimia yang tidak menyehatkan. karenanya, perokok pasif dan aktif akan beresiko terserang penyakit mematikan itu," kata Sekjen Kementerian Kesehatan Ratna Rosita.
Seperti pada umumnya kanker, kanker paru terjadi akibat pertumbuhan sel paru yang tak terkendali yang kemudian membentuk massa yang dikenal sebagai tumor.
Dilansir Medicinenet, Jay W Marks MD menjelaskan tumor paru yang berubah menjadi ganas disebut kanker saat mulai menyerang jaringan lain sel maupun organ tubuh, memungkinkan masuknya sel-sel tumor ke dalam aliran darah atau sistim limfatik dan kemudian ke situs lain dalam tubuh.
"Prosesnya disebut metastatis sejak awal terbentuk. Sehingga menjadi salah satu jenis kanker yang paling sulit diobati dan cepat menyebar ke bagian tubuh lain terutama kelenjar adrenal, hati, otak, dan tulang, " kata Marks.
Pengidap kanker, menurut sebuah penelitian paling banyak terjadi pada usia lanjut, di atas 65 tahun sebanyak 70%. Sementara hanya 30% penderita kanker paru berusia di bawah 45 tahun.
Tidak
merokok, namun didiagnosis dengan kanker paru? Coba perhatikan lingkungan di
sekitar Anda. Bisa jadi, lingkungan lah yang menyebabkan gangguan pada
paru-paru. Dr Mark menyebut, ada beberapa penyebab utama penyakit ini, yaitu:
Perokok
Penderita kanker paru sebagian besar adalah perokok. Satu dari tujuh perokok yang menghabiskan lebih dari dua bungkus rokok sehari meninggal dunia akibat kanker paru.
Perokok Pasif
Namun
penderitanya tak hanya mereka yang mengasup tembakau secara langsung. Sekitar
10% perokok pasif rentan terkena kanker paru.
Perokok pasif yang menghirup asap rokok dari perokok dan berada di sekitar perokok baik di tempat kerja, rumah merupakan faktor risiko terjadinya kanker paru-paru.
"Perokok pasif memiliki risiko 20% lebih tinggi mengalami kanker paru-paru dibandungkan non perokok," urainya.
Serat asbes yang menimbun dalam tubuh akan berada dalam tubuh selamanya, dan rentan memasuki paru-paru. Pekerja yang berhubungan dengan asbes berisiko lima kali lipat terkena kanker paru. Di banyak negara, penggunaan asbes telah dilarang.
Radon gas alam dari peluruhan alami uranium. Radon memancarkan jenis radiasi pengion yang diketahui menyebabkan kanker paru.
Genetik
Studi yang dilakukan Badan Internasional untuk Riset Kanker (IARC) pada 10 ribu orang di 16 negara menemukan, ada kromoson tertentu yang meningkatkan kerentanan seseorang terhadap racun tembakau nikotin daripada orang lain.
Polusi udara dari kendaraan, industri, dan pembangkit listrik
dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker paru-paru pada individu
yang terpapar.
Sebanyak satu persen kematian akibat kanker paru disebabkan menghirup udara tercemar. Para ahli percaya bahwa kontak yang terlalu lama dengan udara tercemar meningkatkan risiko kanker paru-paru mirip dengan merokok pasif
Sumber: http://hajingfai.blogspot.com/2012/09/awas-kanker-paru-incar-perokok-pasif.html#ixzz2DJjAkPam
0 komentar:
Posting Komentar